Kamis, 21 Januari 2010

Inisiasi Dini dan Problematika Keberhasilan Program ASI Ekslusif



Ada sebuah pertanyaan yang hingga saat ini menggugah kotemplasi pemikiran saya " Pernahkah anda menyaksikan binatang mamalia tidak mampu menyusui anaknya ? atau pernahkah anda menyaksikan anjing atau kucing atau sapi mengalami permasalahan seperti tidak keluarnya asi saat menyusui anaknya? Jawabannya pasti "tidak" dan pernahkah terbetik dalam pemikiran anda bahwa banyak sekali ibu menyusui saat ini yang mengalami permasalahan dalam pemberian asi pada anaknya..... Dari pertanyaan diatas memunculkan pertanyaan baru yaitu “mengapa binatang mampu melaksanakan kodratnya untuk menyusui secara sempurna sedangkan banyak diantara kita manusia yang terpaksa harus mengandalkan susu Pabrikan untuk memenuhi kecukupan gizi anak-anak kita” ?

Dalam sebuah kesempatan mengikuti Pelatihan ASI Ekslusif di Kementerian Pemberdayaan Perempuan yang diselenggarakan oleh sentra laktasi indonesia di Jakarta Kurang lebih 2 tahun yang lalu, Saya memperoleh banyak pencerahan bahwa pada prinsipnya tidak ada manusia yang tidak mampu untuk menyusui atau mengalami permasalahan dalam menyusui akan tetapi perlakuan kitalah yang menjadi penyebab permasalahan dalam menyusui terjadi.

Idealnya seorang ibu yang baru selesai melahirkan secepatnya harus langsung memberikan asi kepada bayinya karena refleks menyusui yang tertinggi terjadi setengah jam setelah bayi dilahirkan sehingga dengan kemampuan mengisap yang tinggi, permasalahan tidak keluarnya ASI dapat teratasi.

Berdasarkan pengalaman bertahun-tahun terjun langsung dalam program asi ekslusif saya mendapati kenyataan bahwa keberhasilan program Inisiasi Menyusui Dini selain motivasi yang kuat dari Ibu sendiri juga ditentukan oleh Petugas Kesehatan/ Bidan atau Dukun beranak karena sudah lazim kita ketahui bahwa dengan kondisi ibu yang masih lemah usai melahirkan maka kemungkinan ibu untuk bangkit dan menyusui bayinya sangat kecil sehingga peran dari bidan dan dukun beranak untuk langsung mendorong dan mendekatkan ibu dengan bayinya sangat besar.

Selain itu apabila kita analisa lebih lanjut dengan kembali memperhatikan pola perilaku binatang mamalia (contoh kucing/anjing) yang lebih mengandalkan insting, Umumnya setelah melahirkan binatang langsung menyusui anaknya baru kemudian membersihkan tubuh anaknya dengan cara menjilatinya berbanding terbalik dengan kita manusia, Setelah usai dilahirkan bayi langsung dipotong ari-arinya kemudian ditimbang dan diukur, dimandikan lalu diselimuti rapat-rapat sehingga saat disusui refleks mengisap yang tertinggi pada bayi sudah berkurang. Padahal kondisi ideal yang seharusnya terjadi yaitu mengikuti pola instingtif binatang mamalia yaitu bayi setelah dilahirkan langsung di letakkan di dada ibu dengan kontak skin to skin dan secara refleks dengan kekuatan mengisap yang tertinggi bayi akan bergerak sendiri mencari puting payudara ibunya.

Salah satu kelebihan Inisiasi menyusui Dini adalah disamping bayi membiasakan bayi berkenalan dengan puting susu ibunya juga bertujuan agar ia belajar minum sehingga nantinya dapat terbiasa menyusu.” Disamping memberi pelajaran pada si kecil, ASI di hari-hari pertama kehidupan bayi juga penting diberikan. Bukan hanya untuk pertumbuhan bayi melainkan juga Karena ASI di hari-hari pertama mengandung kolostrum. Bahan ini (terdapat pada ASI di hari 1 hingga 14) mempunyai kandungan vitamin dan perlindungan yang diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi Oleh karena itu ASI melindungi bayi dari gangguan usus dan pencernaan.”